Gubernur Riau Resmi Jadi Tersangka KPK, Diduga Minta Fee Penambahan Anggaran

Rabu, 05 November 2025 - 17:24:50 WIB

Gubernur Riau, Abdul Wahid bersama dua tersangka lainnya saat dihadirkan oleh KPK di hadapan media.
Gubernur Riau, Abdul Wahid bersama dua tersangka lainnya saat dihadirkan oleh KPK di hadapan media.

IMCNews.ID, Jakarta - Gubernur Riau, Abdul Wahid resmi berstatus sebagai tersangka Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dia terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan KPK bersama sembilan orang lainnya.

Penetapan status tersangka itu diumumkan oleh Wakil Ketua KPK Johanis Tanak, Rabu (5/11/2025) sore.

Menurut Johanis, Abdul Wahid meminta jatah fee penambahan anggaran unit kerja di Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (PUPR PKPP).

Selain Abdul Wahid, KPK juga menetapkan dua orang tersangka lainnya yakni Kepala Dinas PUPR-PKPP Riau, Muhammad Arief Setiawan dan Tenaga Ahli Gubernur Riau, Dani M. Nursalam.

"Ini pidana korupsi, maka perkara ini naik ke tahap penyidikan, yang kemudian setelah ditemukan kecukupan alat bukti, KPK menetapkan tiga orang sebagai tersangka," kata Johanis Tanak dilansir dari CNN Indonesia.

Dia menjelaskan jika pemerasan yang dilakukan Wahid ini terkait dengan penambahan anggaran 2025 yang dialokasikan pada UPT Jalan dan Jembatan Wilayah I-VI Dinas PUPR PKPP yang semula Rp71,6 miliar menjadi 177,4 miliar.

Wahid diduga meminta fee sebesar 2,5 persen karena berhasil meningkatkan jumlah anggaran untuk UPT Jalan dan Jembatan Wilayah I-VI Dinas PUPR PKPP tersebut.

Lantas, seluruh Kepala UPT Wilayah Dinas PUPR PKPP beserta Sekretaris Dinas PUPR PKPP Riau melakukan pertemuan kembali dan menyepakati besaran fee untuk Wahid sebesar 5 persen atau Rp7 miliar.

"Hasil pertemuan tersebut kemudian dilaporkan kepada Kepala Dinas PUPR PKPP Riau dengan menggunakan bahasa kode '7 batang'," ujarnya.

Menurut Tanak, penyerahan uang itu dilakukan bertahap sebanyak tiga kali sejak Juni, Agustus dan November 2025.

"Sehingga, total penyerahan pada Juni-November 2025 mencapai Rp4,05 miliar dari kesepakatan awal sebesar Rp7 miliar," ujarnya.

Sebelumnya KPK menangkap total 10 orang dalam operasi senyap terkait dugaan suap proyek di Dinas PUPR Riau, Senin (3/11/2025).

Dalam OTT tersebut, KPK turut menyita uang pecahan rupiah dan mata uang asing yang nilainya mencapai Rp1 miliar. (*)



BERITA BERIKUTNYA