Tuntutan Flyover Simpang Mayang Mencuat Lagi, Jumlah Kendaraan di Kota Jambi Tembus 1 Juta Unit

Senin, 13 November 2023 - 16:51:12 WIB

Kemacetan parah sering terjadi di simpang empat Mayang, Kota Jambi. Tuntutan pembangunan plyover (jalan layang) di kawasan tersebut mencuat lagi
Kemacetan parah sering terjadi di simpang empat Mayang, Kota Jambi. Tuntutan pembangunan plyover (jalan layang) di kawasan tersebut mencuat lagi

IMCNews.ID, JAMBI- Wacana pembangunan Ply Over (jalan layang) Tugu Juang- Simpang Mayang- Nusa Indah, Kota Jambi mencuat lagi pasca kemacetan parah di kawasan Simpang empat Mayang. Puncak kemacetan parah tersebut terjadi pada Jumat (10/11/2023) lalu.

Saat itu arus lalu lintas dari Tugu Juang menuju Nusa Indah macet total, karena Traffic Light di kawasan tersebut padam. Kebutuhan ply over ini juga sejalan dengan pertumbuhan jumlah kendaraan di Kota Jambi yang Pada tahun 2022 sudah hampir menembus 1 juta unit, tepatnya 901.118 unit.

Melihat kemacetan dan jumlah pertumbuhan kendaraan tersebut, warga mengungkit lagi rencana pembangunan ply over di kawasan tersebut yang batal dilaksanakan pada zaman poemerintahan gubernur Fachrori Umar.

Abdul Hafizh, warga Simpang Rimbo mengatakan sudah selayaknya ada perencanaan yang matang dari pemerintah mengenai titik kepadatan di jalur Simpang 4 Mayang. Selain kepadatan kendaraan, parkir yang memakan badan jalan juga turut menjadi biang macet di wilayah itu. 

"Sekarang saja JBC atau Jambi Bussines Center belum jadi, arus kendaraan sudah padat. Sebaiknya Pemerintah Provinsi Jambi dan Pemkot Jambi segera kolaborasi membangun flyover. Soalnya nanti jika beroperasi pasti akan lebih macet lagi,'' katanya. 

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sami. Menurutnya, jika sudah weekend atau hari kerja terutama Senin pasti macet. "Kadang yang dari arah Nusa Indah, mau ke Jamtos langsung putar balik di lampu merah. Di sekitaran Jamtos juga banyak parkir yang memakan badan jalan. Ada Pos Polisi tapi petugasnya jarang di tempat," katanya.

Wakil Ketua DPRD Kota Jambi, MA Fauzi mengatakan kebijakan mengenai pembangunan Flyover Tugu Juang - Nusa Indah itu merupakan wewenang pemerintah Provinsi Jambi. 

"Kalau menurut saya memang harus cepat dilaksanakan. Apalagi sekarang sedang dalam pembahasan anggaran APBD 2024. Cuma saya belum sempat tanya, apakah masuk atau tidak dalam perencanaan tahun 2024 nanti," jelasnya, Senin (13/11/2023).

Menurut Fauzi, peran pemerintah Kota Jambi dalam rencana pembangunan itu adalah membantu proses pembebasan lahan. "Itu sudah clear. Sekarang dari segi anggarannya seperti apa? Kabarnya APBD Provinsi Jambi tahun depan itu hampir menyentuh Rp 7 Triliun. Kabarnya begitu, tapi masih dalam proses pembahasan," ungkapnya. 

Politisi PDIP itu mengharapkan peran Penjabat (Pj) Wali Kota Jambi yang baru dilantik untuk bisa menjembatani rencana pembangunan Flyover tersebut. 

"Untuk solusi jangka pendek, optimalkan jalan yang baru dibangun oleh pihak JBC menuju Sungai Kambang itu, supaya bisa mengurai lalu lintas. Cuma masalahnya memang banyak warga belum tahu, jadi harus dipasang rambu lalu lintas, kemudian juga ada petugas jaga. Disamping rambu, petugas juga harus ada," katanya.

berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi menunjukkan pertumbuhan kendaraan di Kota Jambi mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2022, jumlah kendaraan di Kota Jambi mencapai angka mencengangkan, yakni sebanyak 901.118 unit atau hampir mkenembus 1 juta unit.

Angka ini mencakup berbagai jenis kendaraan, seperti mobil penumpang (Passenger Car) sebanyak 110.394 unit, bus sebanyak 13.203 unit, truk sebanyak 65.883 unit, sepeda motor sebanyak 711.097 unit, dan kendaraan khusus sebanyak 541 unit.

Perkembangan jumlah kendaraan dari tahun ke tahun sangat mencolok. Pada tahun 2020, jumlah kendaraan di Kota Jambi hanya mencapai 556.859 unit. Angka itu melonjak drastis pada tahun 2021 yang mencapai 655.057 unit. Pada tahun 2022, angka ini bahkan mencapai rekor tertinggi sebanyak 901.118 unit.

Peningkatan jumlah kendaraan ini mencerminkan pertumbuhan populasi kendaraan yang pesat di Kota Jambi, yang juga dapat menghadirkan tantangan terkait lalu lintas dan mobilitas di kota ini.

Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk, dari data Provinsi Jambi dalam Angka 2022, jumlah penduduk Kota Jambi pada tahun 2022 yang mencapai sekitar 619.600 jiwa. Artinya, jumlah kendaraan di Kota Jambi melebihi jumlah penduduknya.

Sebelumnya, rencanan pembangunan flyover Tugu Juang - Nusa Indah bukan merupakan hal yang baru. DPRD Provinsi Jambi dan Pemprov Jambi pernah menyampaikan rancangan KUA-PPAS APBD Provinsi Jambi yang didalamnya mencakup rencana pembangunan mega proyek jalan layang atau 'fly over' Tugu Juang- Nusa Indah Kota Jambi.

Rencananya 'fly over itu dibangun tahun 2020 untuk mengurai kemacetan lalu lintas di titik tersebut. Namun hingga pengesahan APBD Provinsi Jambi tahun anggaran 2020, mega proyek dengan nilal Rp198,5 miliar itu tidak masuk anggaran dan disepakati ditunda pembangunannya.

Dalam laporan akhir Badan Anggaran (Banggar) DPRD Provinsi Jambi yang disampaikan Dr Ahmad Fauzi, yang juga Ketua Komisi III DPRD Provinsi Jambi, menyebutkan terjadi beberapa rasionalisasi anggaran antar bidang/kegiatan pada beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

Namun dengan ketentuan bahwa pergeseran anggaran dimaksud tetap dengan mempedomani tidak adanya tambahan program, kegiatan dan/tambahan lokus baru. Sehingga pergeseran anggaran yang terjadi tetap berdasarkan hasil yang tertuang dalam KUA-PPAS APBD tahun anggaran 2020. Salah satu rencana pembangunan 'flyover' Tugu Juang - Nusa Indah.

Saat itu, Fauzi mengatakan Banggar DPRD memahami pentingnya membangun sebuah ikon Jambi di samping dalam upaya mengantisipasi pertambahan penduduk dan jumlah kendaraan yang dapat menyebabkan kemacetan lalu lintas.

"Namun demikian, dengan mempertimbangkan beberapa hal yang cukup krusial, maka pembangunan 'fly over' oleh Dinas PUPR tersebut ditunda dengan tujuh alasan," kata Fauzi

Pertama berdasarkan evaluasi RPJMD Jambi Tuntas 2021, target indikator kinerja utama (IKU) bidang infrastruktur khususnya di bidang Bina Marga masih belum mencapai target yang ditetapkan. Sehingga menjadi penting untuk memenuhi target peningkatan dari jalan tidak/kurang mantap menjadi jalan dengan kondisi mantap. Khususnya pada ruas jalan sepanjang 1.032 kilometer yang menjadi kewenangan Provinsi di 11 kabupaten/kota.

Kedua adanya koreksi perencanaan dari Kementerian PUPR terhadap rencana pembangunan 'fly over' yang belum diperbaiki. Sehingga menurut kajian teknis hal ini akan berpengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan.

Ketiga, masih terdapat empat titik lokasi yang hingga saat ini belum dapat diselesaikan. Sehingga jika persoalan ini tidak diselesaikan terlebih dahulu, maka akan menjadi hambatan pada kegiatan pembangunan fisik nantinya.

Keempat, masih terdapat permasalahan pada pembebasan sarana dan prasarana jaringan listrik dan telepon serta jaringan air bersih. Dimana pemindahannya belum teranggarkan sehingga ini semua akan menghambat dalam pelaksanaan pembangunan 'fly over' tersebut.

Kelima, belum dilakukannya rekayasa lalu lintas untuk mengurai kemacetan yang terjadi pada jam-jam tertentu pada ruas jalan Bakaruddin dan Patimura. Hal ini perlu dilakukan agar kemacetan yang bersifat temporer tersebut dapat terural.

Keenam, berdasarkan data LHR, belum menunjukkan volume per capasitas sama dengan 1 (V/C=1). Artinya pada jam-jam tertentu terjadi penumpukan kendaraan akibat aktivitas pengguna jalan, tetapi di luar jam sibuk tersebut sesungguhnya kemacetan masih dapat terurai.

Sebab itu dewan merekomendasikan agar Dinas PUPP dan OPD teknis lainnya melakukan strategi jangka pendek dan rekayasa lalu lintas atas kondisi ruas jalan tersebut. Di samping pentingnya melakukan pelebaran pada ruas jalan Bakaruddin-Patimura.

Terakhir perlunya pengkajian secara teknis agar jangan terjadi kegagalan dalam pembangunan 'flyover' seperti kajian jumlah waktu pengerjaan dan hal teknis lainnya.

"Mengingat berbagai pertimbangan di atas dengan anggaran yang cukup besar, pembangunan 'fly over' ditunda dan dipersiapkan pembangunannya pada tahun mendatang dengan beberapa rekomendasi agar Dinas PUPR menyelesaikan faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan pembangunan serta mengkaji ulang terhadap pola pembangunan tahun tunggal ke tahun jamak (multi years)," kata Fauzi.

Sementara itu, Ketua DPRD Provinsi Jambi, Edi Purwanto saat itu berharap tidak ada lagi perdebatan terkait rencana pembangunan flyover Tugu Juang-Nusa Indah karena DPRD dan Pemprov Jambi sepakat pembangunannya ditunda. (ali)

   

 

 



BERITA BERIKUTNYA