IMCNews.ID, Jambi - Kecelakaan kerja berupa ledakan pipa gas PetroChina Internasional Jabung Ltd di Neb#9, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Barat, Minggu (18/12/2022) hingga kini terus diselidiki.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kadisnakertrans) Provinsi Jambi, Bahari mengatakan, pihaknya akan memeriksa dua orang lagi dari PetroChina, yakni Field Manager dan Pimpinan HSE PetroChina.
“Semua kami BAP (Berita Acara Pemeriksaan). Khusus field manager memang yang bersangkutan minta kelonggaran waktu,” katanya, Senin (09/01/2023).
Bahari menyebut, field manager yang akan diperiksa bernama Firman. Rencananya dia akan memberikan keterangan pertengahan Januari 2023 ini. Namun dia belum bisa memastikan tanggal pasti pemeriksaan Firman.
Hasil investigasi dan penyelidikan ini nantinya akan disampaikan berupa rekomendasi kepada Gubernur Jambi. Dari beberapa BAP, Bahari mengatakan ada dugaan faktor kelelahan pada para pekerja.
Sementara itu, soal keamanan kerja di PetroChina, Bahari mengatakan sebenarnya sangat bagus. Sudah sering perusahaan migas ini mendapatkan penghargaan zero accident alias nirkecelakaan kerja.
Pihaknya kini juga tengah mendalami penyebab ledakan tersebut. Pemeriksaan terhadap kebocoran pipa gas di area kerja NEB#9 Betara itu sebenarnya dimulai ketika perusahaan melalui room detector mendeteksi kebocoran di area NEB#9 itu.
“Tepatnya di 14 Desember 2022, sudah ada kebocoran pipa di area itu,” tuturnya.
Berikutnya tiap hari perusahaan melakukan perbaikan. Termasuk bagian quality control (QC) perusahaan dan SKK Migas juga turut melakukan pemeriksaan dan pengawasan penanganannya. “Perbaikan dan pengawasan terhadap pipa bocor tiap hari dilakukan sampai kejadian,” sambungnya.
Bahkan, lanjut Bahari, perusahaan juga sudah membersihkan pipa yang diduga bocor itu hingga beberapa kali dan disemprot air.
Peningkatan intesitas pengawasan dan perbaikan dilakukan untuk mengejar target produksi yang telah dipatok SKK Migas.
“Mungkin kelelahan atau ada faktor kelalaian. Itu yang akan kami dalami lagi,” ujarnya.
Menurut Bahari, untuk mengejar target produksi itulah kemudian pekerja sampai harus lembur. Di sinilah nanti yang juga menjadi titik awal pemeriksaan terhadap field manager.
Bagaimana rekrutmen pihak ketiga/kontraktor yang dipilih, personel-personel yang terlibat, masa istirahat pekerja, peralatan kerja, perlengkapan keamanan dan sebagainya, akan dituangkan dalam BAP pemeriksaan Field Manager tadi.
“Pasti akan kami dalami,” tegasnya.
Kepala Bidang Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial Disnaker Provinsi Jambi Dedy Ardiansyah menambahkan, pihaknya masih akan memeriksa dua orang lagi sebelum menyampaikan rekomendasi kepada Gubernur.
“Field Manager dan Pimpinan HSE PetroChina. Setelah kita dapat keterangan dari dua orang ini baru bisa kita sampaikan rekomendasi mengenai PetroChina,” katanya Senin (9/1/2023).
Dedy mengungkapkan, rekomendasi Disnakertrans ke Gubernur Jambi nantinya dapat berupa beberapa hal. Bentuknya bisa pembinaan, sanksi adminitrasi atau sanksi yang lebih dari administrasi.
"Kalau kemungkinan rekomendasi sanksi yang paling berat itu nanti akan kita sampaikan setelah lengkap semua,”kata dia.
Kecelakaan kerja yang melibatkan delapan pekerja terjadi di area NEB#9 di Betara, Tanjung Jabung Barat, Jambi, Minggu (18/12/2022). Dua dari delapan korban dalam kecelakaan kerja itu meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit pertamina Jakarta. (*)
Penolakan Permohonan Penyelesaian Sawit Dalam Kawasan, Menhut Tuai Kritikan
Dewa 19 hingga Guyon Waton Bakal Hentak Jambi di Gemriah Fest 2025
Di Batanghari, 20 Persen Dana Desa Wajib Dialokasikan untuk Dukung Program MBG Prabowo
Tujuh DPD PPNI Kabupaten/Kota Tolak Hasil Muswil VI DPW PPNI Provinsi Jambi
Korupsi Bank Jambi, Leo Darwin Divonis 16 Tahun Penjara dan Rp204,8 Miliar Uang Pengganti
Secara Bulanan, Jambi Alami Deflasi Didorong Insentif Tarif Listrik
Lonjakan Harga Bahan Makanan Picu Inflasi Pada Desember 2022