Mutu Pendidikan WCU Berbasis Renstra
?Dunia pendidikan tinggi hari ini tidak lagi beroperasi dalam isolasi geografis, melainkan bergerak dalam pusaran era global dan digital yang menuntut adaptasi, fleksibilitas, dan inovasi tanpa henti.
Globalisasi telah mengubah mahasiswa dan dosen menjadi aset yang mudah bergerak, sementara digitalisasi telah meruntuhkan batas-batas kampus tradisional, menghadirkan kompetisi dari institusi mana pun di seluruh dunia.
Pertanyaan mendasarnya adalah, mengapa Rencana Strategis (Renstra) pendidikan tinggi harus disusun dengan kuat, mendalam, dan sangat strategis? Jawabannya jelas: mutu adalah mata uang baru dan prasyarat utama keberlangsungan institusi di pasar pendidikan global (Salmi, 2009).
Peningkatan mutu pendidikan bukan lagi opsi, melainkan imperatif institusional. Terlebih, tantangan utama perguruan tinggi (PT) kini adalah memiliki kemampuan kompetisi di pentas perguruan tinggi kelas dunia atau World Class University (WCU).
Bagaimana kesiapan PT di tanah air, baik yang umum maupun Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri Islam (PTKIN)? Secara umum, peta pendidikan Indonesia menunjukkan kemajuan, namun daya saing global, terutama dalam aspek research output dan global reputation, masih perlu ditingkatkan secara drastis (Altbach, Reisberg, & Rumbley, 2009).
Data pemeringkatan global masih menempatkan mayoritas PT Indonesia di luar 500 besar. PTKIN, dengan kekhasan integrasi keilmuan, memiliki tantangan ganda: menjaga otentisitas keislaman sambil memenuhi standar akademik universal, seperti yang tertuang dalam visi Indonesia Emas 2045 (Mukhtar Latif, 2025).
Renstra yang kuat harus menjadi kompas strategis, menentukan arah yang jelas, dan memobilisasi sumber daya secara efisien (Mintzberg, 1994).
Renstra, pada hakikatnya, adalah janji PT untuk bertransformasi menjadi lebih baik, dimulai dari komitmen kepemimpinan (Sallis, 2014).
Kriteria Tri Dharma WCU 10 Pilar Pokok dan Strategi Percepatan PTKIN
?Menuju WCU adalah perjalanan transformasi institusional yang mengutamakan keunggulan dalam penelitian, pengajaran, dan reputasi internasional (Salmi, 2009).
Renstra yang strategis harus menginternalisasi tiga pilar utama WCU: Konsentrasi Talenta, Tata Kelola yang otonom, dan Sumber Daya Melimpah (Salmi & Bassett, 2014).
Penggabungan Tri Dharma dengan tiga pilar WCU menghasilkan 10 Kriteria Inti Tri Dharma WCU yang menjadi fokus utama dalam Renstra PT, sejalan dengan tuntutan Permendiknas No. 39 Tahun 2025 (Permendiknas, 2025).
Pilar Pendidikan Pembelajaran dan Percepatan Talenta Global
?Fokus pada Pendidikan bertujuan menghasilkan talenta yang siap bersaing secara global.
Kriteria pertama, adalah Kualitas Lulusan Unggul. Untuk mengakselerasinya, program Double Degree atau Joint Degree wajib diaktifkan (Teichler, 2017).
Kriteria kedua adalah Kurikulum Adaptif Digital. Kurikulum harus fleksibel dan mengadopsi Hybrid Learning, mengintegrasikan Digital Humanities Islam (OECD, 2018).
Kriteria ketiga, adalah Internasionalisasi Dosen/Mahasiswa, implementasi pilar Konsentrasi Talenta. PTKIN perlu membuka Beasiswa Global bagi mahasiswa asing (inbound mobility), sekaligus Exchange Dosen/Profesor (outbound mobility) untuk transfer ilmu (Barnett, 2012; Mukhtar Latif, 2025).
Pilar Penelitian dan Reputasi Riset Global
?Bidang Penelitian adalah mesin reputasi WCU.
Kriteria keempat, adalah Luaran Riset Bereputasi Tinggi, menuntut publikasi Q1/Q2 dan sitasi tinggi (Hazelkorn, 2015).
Kriteria kelima, yaitu Kolaborasi Riset Global. PTKIN harus menjadikan Kolaborasi Riset Kompetensi Global sebagai prioritas yang kuat, dengan membuka akses secara lebih luas dan terbuka. (Altbach & Peterson, 2017).
Kriteria keenam, Pendanaan Riset Kompetitif, wujud dari pilar Sumber Daya Melimpah (Salmi & Bassett, 2014).
Kriteria ketujuh, HKI dan Inovasi, harus didorong untuk menciptakan dampak ekonomi riil yang relevan dengan kebutuhan digital dan industri syariah (Bower & Christensen, 2015).
Pilar Pengabdian dan Tata Kelola Mutu
?Kriteria kedelapan adalah Pengabdian Berbasis Riset (Research-Based Service) (Dill, 2000).
Kriteria kesembilan, Rekognisi Internasional Pengabdian, di mana program pengabdian mendapat pengakuan atau pendanaan dari lembaga global (Sleijpen et al., 2020).
Kriteria kesepuluh, Tata Kelola Mutu Transparan, adalah fondasi semua akselerasi. PT harus memiliki Tata Kelola Fleksibel yang menjamin otonomi unit riset (Hénard & Atchison, 2019), didukung oleh SPMI yang akuntabel sesuai Permendiknas No. 39 Tahun 2025.
IKU (KPI): Instrumen Vital Pengukuran Mutu dan Akselerasi WCU
?Kepanjangan IKU adalah Indikator Kinerja Utama atau dalam bahasa Inggris disebut KPI (Key Performance Indicator). IKU/KPI adalah seperangkat ukuran terukur yang digunakan untuk mengevaluasi seberapa efektif sebuah organisasi mencapai tujuan strategisnya.
IKU/KPI memiliki peran fundamental dalam meningkatkan mutu pendidikan tinggi dan mempercepat tercapainya status WCU karena:
?Penyelarasan Strategi dengan Pilar WCU: IKU berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan visi strategis (yang kini tertuang dalam 10 Pilar WCU di Sub-bab B) dengan tindakan operasional harian.
IKU memastikan bahwa setiap unit fokus pada tujuan yang sama, yaitu pencapaian target yang diukur oleh pilar WCU (Mazzarol & Soutar, 2012; Sleijpen et al., 2020).
?Akuntabilitas dan Budaya Mutu: IKU menyediakan standar objektif untuk mengukur kinerja dan berfungsi sebagai alat Akuntabilitas kepada stakeholder publik.
IKU memungkinkan PT melakukan penjaminan mutu internal (SPMI) secara transparan (Dill, 2000; Sallis, 2014). Budaya mutu baru akan terbangun jika pencapaian IKU menjadi basis evaluasi (Harvey & Green, 1993).
?Tolok Ukur Global (WCU Metric): IKU adalah bahasa universal yang digunakan oleh lembaga pemeringkatan global (QS, THE) untuk mendefinisikan WCU. IKU mengikat PT pada standar global yang ketat (Hazelkorn, 2015).
Misalnya, IKU Penelitian diterjemahkan langsung menjadi sitasi per fakultas (Kriteria 4 WCU), sementara IKU Tata Kelola berhubungan dengan kemampuan PT menarik dana riset kompetitif (Kriteria 6 WCU).
Oleh karena itu, IKU adalah instrumen vital yang mentransformasi ambisi menjadi hasil yang terukur dan diakui secara internasional.Roadmap Pendidikan Tinggi Kelas Dunia Era Indonesia Emas 2045
?Mencapai WCU adalah maraton strategis yang harus dijangkarkan pada visi pembangunan nasional jangka panjang: Indonesia Emas 2045.
Roadmap ini berfungsi sebagai kerangka waktu Renstra, membagi target besar menjadi fase-fase yang terukur.
?Fase I: Penguatan Pondasi (Hingga 2030). Fokus utama adalah penguatan Kriteria 1, 2, 3, dan 10. PT harus mencapai akreditasi internasional dan memantapkan nomenklatur keilmuan. Percepatan program Exchange Dosen/Profesor menjadi kunci (Mazzarol & Soutar, 2012).
?Fase II: Akselerasi dan Reputasi (2031-2040). Fokus beralih ke Kriteria 4, 5, 6, dan 7. Target adalah peningkatan signifikan pada publikasi Q1/Q2 dengan kolaborasi asing, yang menaikkan Global Reputation.
PT dituntut menjadi research-intensive university, didorong oleh program Kolaborasi Riset Kompetensi Global yang masif.
?Fase III: Puncak Keunggulan (2041-2045). Target adalah tercapainya Kriteria 8 dan 9 dan tercapainya posisi top 500 Global University Rankings. PT menjadi pusat rujukan global untuk keilmuan unggulan, menghasilkan lulusan pemimpin global.
Roadmap ini memastikan bahwa pertumbuhan PT sejalan dengan upaya negara mencapai Indonesia Emas 2045.
Penutup
?Membingkai Renstra Pendidikan di era global dan digital adalah tugas strategis yang menuntut visi yang berani dan eksekusi yang disiplin.
Renstra yang kuat berfungsi sebagai jembatan antara ambisi lokal dan standar global. Menuju World Class University bukanlah lagi mimpi, tetapi sebuah keharusan strategis yang hanya dapat dicapai melalui perencanaan yang matang, komitmen terhadap mutu yang tidak kompromi, implementasi program percepatan yang menyentuh 10 Pilar Inti Tri Dharma WCU, dan panduan Roadmap Indonesia Emas 2045 yang terperinci. (*)
*) Penulis adalah Guru Besar yang juga Ketua Senat UIN STS Jambi
Marak Pungli ke Sopir Batu Bara di Simpang Pitco Sarolangun, PSTB Minta Polisi Bertindak
Membingkai Renstra Pendidikan Tinggi di Era Global dan Digital
Lapas Kelas IIA Jambi Bekali Warga Binaan dengan Latihan Membatik
DPRD Kota Jambi Segera Bentuk Pansus Sikapi Polemik Zona Merah Pertamina
Sarjana oh Sarjana: Tantangan dan Peluang di Era Global dan Digital