IMCNews.ID, Jambi - Antrean panjang selalu tampak terjadi di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Antrean itu terjadi didominasi kendaraan berbahan bakar solar.
Pihak Pertamina menyatakan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) solar subsidi sudah habis sejak November. Bahkan, realisasi pendistribusian BBM jenis solar per November lalu sudah over 7 persen melebih batas kuota yang ditetapkan BPH (Badan Pengatur Hilir) Migas.
Kuat dugaan habisnya kuota solar subsidi ini salah satunya disebabkan penyalurannya yang tidak tepat sasaran. Sudah rahasia umum, saat ini berbagai modus dilakukan oknum atau pihak pihak tertentu melangsir BBM solar Subsisi di SPBU.
Salah satu modusnya menggunakan mobil plat palsu supaya bisa berkali kali mengisi solar subsidi. Indikasi terungkap dalam sebuah unggahan di media sosial yang sempat viral baru baru ini.
Dalam unggahan itu, mobil dengan plat nomor BH 1082 NO dipakai mobil dengan tipe L300 antrea mengisi solar subdisi di SPBU Beringin. Namun setelah di cek melalui laman https://jambisamsat.net/infopkb.php, ternyata data kendaraan dengan BH 1082 NO merupakan kendaraan dengan model/tipe Pajero Sport.
Unggahan itu mendapat sorotan para netizen yang mempertanyakan fungsi barcode yang dipakai untuk mengisi BBM subsidi. Dilansir JambiOne.com dari akun instagram @cicitvjambi ditulis "Mobil langsir min Pakai plat no kendaraan palsu, sehrus nya pihak SPBU hrus lebih telitih lagi, cek STNK sesuai gak sma mobil nya, kmi saroh nean min ngantri minyak dak bisa berangkat lintas min, Lokasi SPBU beringin !!" tulis akun tersebut.
Bukan hanya satu kendaraan saja, mobil lain juga ada yang terpantau menggunakan plat palsu untuk mengisi BBM jenis solar di SPBU tersebut. Yaitu BH 1901 BE. Dalam keterangan pada laman samsat, kendaraan tersebut memiliki merk Mitsubishi, tipe Pajero Sport. Sementara kendaraan yang digunakan untuk mengisi BBM di pom Beringin adalah jenis Isuzu Panther.
Informasi yang diperoleh, praktek curang melangsir BBM subsidi ini sudah berlangsung cukup lama. Pihak SPBU diduga sudah mentahui modus para pelangsir ini. Namun, sampai saat ini belum ada tindakan dari pertamina maupun pihak berwajib.
Sumber yang mengetahui permainan ini mengatakan, selain menggunakan plat palsu, para pelangsir solar subsidi ini juga menggunakan mobil mobil mewah, seperti Pajero Sport dan Fortuner.
‘’Pikir saja, masak mobil Fortuner atau Pajero Sport mau antri berjam jam ngisi solar. Kalau bukan melangsir, pasti pemiliknya akan memilih ngisi dexlite. Kan sayang mobilnya kalau ngisi bio solar atau solar subsidi,’’ kata sumber yang minta namanya tidak ditulis.
Menurut dia, banyaknya praktik curang melangsir BBM subsidi di SPBU ini menjadi salah satu penyebab habisnya kuota solar subsidi di Jambi. Ironisnya lagi, lanjut sumber ini, praktik curang ini biasanya dikoordinir oleh seseorang atau kelompok yang dibekingi oknum aparat kemanan.
‘’Coba tengok, lah jelas jelas kemaren tu viral di media sosial ado mobil L 300 pakek plat Pajero Sport ngisi solar subsidi. Ini jelas praktik curang melangsir solar subisi. Tapi belum terdengar ado tindakan. Cubo cek, polisi bertindak dak. Misalnyo mengamankan mobil itu,’’ katanya.
Kalau benar benar mau bertindak, menurut dia, dari nomor plat kendaraannya sangat mudah melacak identitas pemiliknya.
‘’Seharusnya yang begini ditindak tegas. Termasuk pihak SPBU nya,’’ pungkasnya.
Informasi lain mengungkapkan, praktik curang langsir solar subsidi di SPBU ini sudah berlangsung lama, sejak meningkatnya kegiatan pertambangan di Provinsi Jambi. Modusnya, para pelangsir menggunakan mobil pribadi, seperti Isuzu Panther, Pajero Sport, Fortuner dan L 300 ikut antre mengisi solar subsidi di SPBU.
Setelah mengisi penuh tanki, mereka langsung menuju pangkalan yang sudah disediakan untuk menguras isi tangki mobil tersebut. Kemudian, antre lagi di SPBU menggunakan mobil lain atau mobil yang sama menggunakan plat (nopol) palsu agar bisa mengisi solar lagi.
‘’Kalau sekarang sudah susah, yang antre sudah rame. Paling tiga hari bisa dapat 500 liter (solar subisid) sudah lumayan. Kalau dulu bisa dapat 2 ton dalam tiga empat hari pakek duo mobil yang ngantri isi solar di SPBU,’’ kata salah seorang toke yang menampung minyak langsiran solar subsidi dari SPBU di wilayah MUaro Jambi yang minta namanya tidak ditulis.
Menurut dia, permainan curang ini sebenarnya sudah diketahui pihak pengelola atau petugas SPBU. Agar bisa lancar, kadang para pelangsir membayar tips kepada oknum petugas SPBU.
‘’Kalau lah tiap hari ikut ngantre di SPBU kan sudah pasti ketahuan. Kan dak mungkin ngisi solar tiap hari. Makanya bisa lancar, kasih tips untuk oknum petugas,’’ jelasnya.
Dari pengakuan para ‘pemain’ dan temuan di SPBU Beringin sebenarnya sudah kuat indikasi penyaluran solar subsidi banyak tidak tepat sasaran. Solar subsidi tersebut cepat habis karena maraknya praktik curang para pelangsir.
Oleh sebab itu, pihak kepolisian dan pertamina diminta mengambil tindakan terhadap praktik curang ini. Kabid Humas Polda Jambi Kombes Pol Mulia Prianto dikonfirmasi soal ini belum bisa menjawab secara pasti.
Dia minta waktu mengkonfirmasi ke pihak Reskrim dan Polresta Jambi terkait temuan praktik curang langsir solar subsidi di SPBU Beringin beberapa waktu lalu. ‘’ Nanti saya tanya ke Reskrim dan Polresta dulu ya,’’ ujarnya melalui pesan whatsapp.
Sebelumnya, Sales Branch Manager (SBM) Pertamina Jambi, Ainul Habibi dalam Rapat dengar pendapat (RDP) di ruang rapat Komisi II DPRD Kota Jambi, pada pukul 14.00 Wib, Kamis (7/12/2023) menyatakan saat ini penyaluran solar subsidi sudah over 7 persen dari kuota 83 ribu KL.
Menurut Ainul, mulai 15 Desember 2023, seharusnya pendistribusian BBM jenis solar bersubsidi hanya difokuskan kepada kendaraan penumpang.
"Terkait kondisi itu, sebagai antisipasi kami memastikan kondisi stok tersedia di seluruh SPBU. Kami juga sudah koordinasi, lakukan pengaturan antrean, jangan sampai menutup konsumen selain bio solar," terangnya.
SBM Pertamina lainnya, Didi menambahkan, dalam penanganan penyaluran BBM bersubsidi pihaknya juga sudah bekerjasama dengan kepolisian.
"Sudah ada 2.100 nopol lebih yang diblokir. Ini (antrean, red) juga disebabkan karena demand yang memang naik jelang momen-momen hari besar," jelasnya.
Dalam RDP tersebut, Ketua Komisi II DPRD Kota Jambi, Junedi Singarimbun sangat menyayangkan potret antrean solar yang terjadi di SPBU Kota Jambi.
"Masalah antrean di SPBU ini tidak pernah selesai," kata Junedi.
Dia meyakini penyaluran BBM subsidi tidak tepat sasaran. ‘’Di lapangan kami lihat bahwa, mobil yang antre ini banyak tidak layak isi BBM subsusidi itu. Penyaluran BBM tidak tepat sasaran," jelasnya.
Junedi mendesak pihak kepolisian dan pihak terkait lainnya m,enindak tegas praktik curang yang diduga menjadi penyebab habisnya kuota solar subsidi ini.
Ada Pemodal, Untung Lumayan
Sebenarnya praktik curang langsir solar subsidi di SPBU sudah berlangsung cukup lama. Kegiatan ini ada yang memodali dan menjadi bisnis yang cukup menguntungkan. Salah seorang yang pernah menjalankan bisnis langsir solar ini mengatakan, bisnis langsir solar subsidi untungnya lumayan besar.
Dia memodali dua sopir untuk mengantri di SPBU mengisi solar. Sebelum amtrean makin ramai, dia bisa mengumpulkan solar subsidi sampai 2 ton per hari. Dengan modal membeli solar di SPBU Rp 6.800 per liter, dia bisa menjual lagi ke penampung dengan harga Rp 10.000 per liter.
‘’Ada selisih Rp 3.000 untungnyo. Bersihnya kita bisa dapat Rp 2.000 perliter. Yang Rp 1.000 untuk upah sopir yang ngantri di SPBU. Jadi kalau sehari bisa dapat 2 ton, lah berapo untungnya,’’ katanya menggambarkan keuntungan bisnis curang langsir solar subsidi di SPBU tersebut. Menurut dia, minyak solar subsidi yang sudah terkumpul tersebut lalu dijual ke perusahaan. Salah satunya perusahaan tambang batu bara atau angkutan batu bara.
‘’Yang mau nampung banyak. Kalau sayo biasonya ke tambang untuk angkutan batu bara atau alat berat,’’ujarnya.
Dia meyakini saat ini banyak yang melakukan bisnis langsir solar subsidi dari SPBU. Apalagi kegiatan tambang saat ini sedang berkembang di Jambi. Belum lagi jumlah angkutan tambang, khususnya batu bara juga ribuan.
‘’Apalagi saat ini sudah sulit mendapatkan solar subsidi. Kalau truk batu bara misalnya, butuh waktu lama kalau harus antre di SPBU. Makanya, banyak yang sekalian melangsir,’’ katanya lagi.
Lalu bagaimana dengan aparat kemanan? Dia meyakini oknum aparat keamanan juga banyak yang ikut bisnis seperti ini.
‘’Ini sudah jadi rahasia umum bang. Kalau dak jadi pemodal, biso jadi aparat kemanan jadi beking. Makanya bisnis ini lancar lancar bae. Boleh cek di SPBU, yang banyak antre itu benar benar untuk ngisi mobilnya, atau melangsir,’’ pungkasnya. (*)
Buruh dan Karyawan! Presiden Teken PP Nomor 6, Kena PHK Dapat Uang 60 Persen dari Upah
Dua Sumur Minyak Ilegal di Tahura Senami Meledak Lagi, Tiga Orang Luka-Luka
Penolakan Permohonan Penyelesaian Sawit Dalam Kawasan, Menhut Tuai Kritikan
Dewa 19 hingga Guyon Waton Bakal Hentak Jambi di Gemriah Fest 2025
Di Batanghari, 20 Persen Dana Desa Wajib Dialokasikan untuk Dukung Program MBG Prabowo
Tujuh DPD PPNI Kabupaten/Kota Tolak Hasil Muswil VI DPW PPNI Provinsi Jambi
Buntut Tudingan Presiden Intervensi Kasus e-KTP yang Menjerat Setnov, Mantan Ketua KPK Dipolisikan