IMCNews.ID- Kritik politikus PDIP Deddy Yevri Hanteru Sitorus yang menganggap garing ajakan persatuan yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), ditanggapi Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Jaringan Nasional atau Jarnas 98 Sangap Surbakti.
Saat bicara di DPP Partai Golkar, Selasa (7/11/2023), Presiden Jokowi menyatakan setuju dengan bakal Capres RI Prabowo Subianto bahwa setelah kompetisi Pilpres 2024 selesai, semua bersatu dan rukun kembali. Pernyataan Presiden ketujuh RI itu dinilai Deddy Sitorus sebagai hal yang garing, normatif, dan tidak substantif.
Kritikan Deddy itulah yang ditanggapi Sangap. Dia menilai penafsiran Deddy mencerminkan dangkalnya pengetahuan politikus PDIP itu tentang persatuan. "Deddy ini anggota dewan toh. Sebagai anggota dewan, isi dompetnya pasti OK, tetapi isi kepalanya, KO!," ujar Sangap kepada wartawan di Jakarta, Rabu (8/11) dikutip dari jpnn.com.
Sangap mengatakan, semestinya Deddy mencerna terlebih dulu pernyataan Presiden Jokowi itu untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif. Apalagi Jokowi menyampaikan hal itu saat berbicara di hadapan kader Partai Golkar, organisasi politik yang ikut berperan dalam melahirkan calon-calon pemimpin di republik ini. "Pernyataan Pak Jokowi itu memang normatif, tetapi sangat substansial," ujarnya.
Menurut Sangap, pernyataan Presiden Jokowi itu sangat substantif mengingat pada 2024 ada kompetisi Pilpres 2024 yang ujungnya bakal ada kelompok yang menang dan kalah
"Jangan sampai sakit hati berlarut-larut, alhasil pembangunan negeri kita ini tersendat. Itu yang harus dipahami Deddy. Jadi, jangan asbun-lah. Kasihan dirinya dan partainya," kata Sangap.
Aktivis pergerakan mahasiswa '98 yang terafiliasi di Forum Kota (Forkot) itu menilai omongan Presiden Jokowi soal persatuan dan kerukunan tersebut juga sikap setuju atas apa yang disampaikan Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
Sangap menyebut Prabowo sendiri telah mempraktikkan soal persatuan dan kerukunan itu ketika kalah Pilpres 2019, tetapi berbesar hati ikut kabinet pemerintahan Presiden Jokowi demi memajukan bangsa dan negara.
"Pak Prabowo ini kagum dengan Soekarno, di mana Presiden Pertama kita itu sering menyampaikan satunya kata dengan perbuatan," tutur Sangap yang juga dosen Fakultas Ilmu Hukum Universitas Kristen Indonesia (UKI). (*)
Sumber: jpnn.com
Hak Angket Kecurangan Pemilu Dinilai Salah Alamat, Akan Layu Sebelum Berkembang
Dunia Sambut Kemenangan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024, 15 Pimpinan Negara Ucapkan Selamat
Analisis Strategis: Respons Negara-negara Terhadap Kemenangan Prabowo-Gibran
Sarankan Anies-Ganjar Legowo, Margarito Kamis: Hak Angket Tak Mengubah Hasil Pemilu
Demi Pertumbuhan Ekonomi, Pakar Dorong Rekonsiliasi Nasional Pasca Prabowo-Gibran Menang Pilpres
Putusan Batas Usia Capres-Cawapres Berujung Pemberhentian Ketua MK dari Jabatan