BERAWAL dari mencari jodoh menggunakan aplikasi tantan, NA tertipu dengan perawakan seseorang yang mengaku sebagai lelaki bernama Ahnaf Arrafif. Belakangan baru diketahui, Ahnaf yang menikahinya ternyata juga berjenis kelamin perempuan bernama Erayani.
Kasus ini kemudian berakhir ke meja hijau. Cerita ini berawal pada Bulan Mei tahun 2021 lalu. Keduanya berkenalan lewat aplikasi tantan hingga berlanjut bertukar nomor whatsapp.
Selang dia minggu kemudian, tepatnya 23 Juni 2021, Erayani yang mengaku sebagai Ahnaf datang dari kotanya di Lahat, Sumatera Selatan ke rumahnya di Kota Jambi untuk melamar.
“Iya saat itu datang ke rumah. Sebelum datang dia telepon dan pada saat itu sempat orang tua yang angkat. Pada 4 juli tahun 2021 dia pulang ke Lahat (Sumatera Selatan) meminta izin katanya mau mengambil surat/identitasnya sehingga bisa menikah di Jambi,” ungkap NA yang ditemui di rumahnya, Rabu (15/6/2022).
Dia menceritakan Ahnaf di dalam aplikasi pencarian jodoh itu memasang foto profilnya mengenakan seragam dokter.
”Saya lihat di profil menggunakan baju dokter, itu sempat saya screenshot,” jelasnya.
Kepada dirinya, Ahnaf mengaku memiliki pekerjaan sebagai seorang dokter dan juga pengusaha batubara. Saat menikahi dirinya, NA mengatakan, Ahnaf tak didampingi keluarga inti. Kata NA, Ahnaf mengaku ibunya telah meninggal akibat Covid-19.
“Saat itu tante dari Ahnaf itu telepon saya dan keluarga saya dengan mengatakan bahwa keadaan disana kuburan lagi basah masak keluarga disuruh segera ke Jambi. Karena keluarga kami sudah memasang tenda, maka calon suami datang sendirian dan pada saat itu masih belum membawa identitas. Alasannya masih diurus di Dukcapil," katanya.
Pada 18 Juli ia dinikahi secara diri oleh Erayani alias Ahnaf dengan wali hakim bernama Sarwono. Setelah menikah, malamnya NA mengaku melakukan hubungan layaknya suami istri.
"Pada malam itu kami ada melakukan hubungan intim layaknya hubungan suami istri. Tapi saya tidak tahu pakai apa, karena mata saya ditutup, pakai selendang," jelasnya.
Setelah menikah, dirinya mengaku sempat sakit hingga akhirnya dibawa oleh Ahnaf ke Lahat.
"Pakai mobil rental dia bawa saya ke Lahat. Dia mengajak karena dia suudzon terus sama orang di rumah saya. Lalu kami pun ke Lahat untuk mengambil identitas," katanya.
Sesampainya di Lahat, NA mengaku hanya dikurung di dalam kamar. Di Lahat, NA mengaku sempat diajak tinggal dirumah ibu angkat Ahnaf bernama Safni selama 1 bulan. Lalu, 3 bulan lagi mereka berdua tinggal di rumah teman Ahnaf bernama Leni.
"Jadi selama 4 bulan saya cuma dikasih makan 1 kali sehari, itu pun makan nasi dan lauknya hanya telur saja. Awalnya berangkat kesana berat badan saya 45 kg, saat ini tinggal 30 kg. Waktu itu cuma bisa dikamar saja," katanya.
Yang membuat dirinya merasa janggal, selama di Lahat, NA mengatakan tak pernah dikenalkan dan dibawa langsung menemui keluarga inti Ahnaf. Baik orang tua, paman, tante maupun kakak beradiknya.
"Adik kandungnya saya cuma melihat dari luar. Tidak boleh ketemu sama mereka, sama adiknya, tantenya. Tapi memang adiknya selama di Lahat dan di Jambi selalu ngechat-ngechat saya terus gitu," jelasnya.
NA mengaku yang berulang kali meyakinkan dirinya bahwa Ahnaf merupakan seorang lelaki adalah adik Ahnaf, tantenya serta ibu angkat Ahnaf.
"Pada waktu itu settingannya, ibu kandungnya kan meninggal dunia, jadi dia (Ahnaf) pakai ibu angkatnya ini. Waktu itu baru pertama dia berangkat ke Jambi saat itu video call. Dia sama ibu angkatnya. Dia (ibu angkat Ahnaf) yang meyakinkan saya bahwa Ahnaf adalah seorang laki-laki," ujar NA.
Sementara itu, Siti, ibu kandung NA mengaku sebenarnya pernah menaruh curiga kepada menantunya yang tak diharapkan itu. Berawal ketika saat pernikahan, Erayani alias Ahnaf tak membawa identitas dengan alasan masih diurus di Dukcapil. Padahal sudah hari pernikahan.
"Ternyata sebenarnya ibu kandungnya dia masih hidup, dan sempat datang ke sini untuk minta maaf. Dia mengaku waktu itu tidak tahu disebut telah meninggal dunia," katanya
Parahnya, di lingkungan perumahannya, Ahnaf cukup diterima. Bahkan, Erayani alias Ahnaf sempat menjadi imam di masjid. Yang membuat Siti makin curiga, Ahnaf yang mengaku sebagai dokter, tapi tak pernah bekerja.
"Hati ini tertekan. Sebulan itu saya telusuri, kemudian, 2 bulan berlanjut, saya dituduh suudzon. Saya minta identitas lengkapnya," ujarnya
Kasus ini kemudian berlanjut ke laporan kepolisian hingga kini berujung ke meja hijau. (IMC02)
Diduga Pajak Negara Dari Sektor Perkebunan Sawit Bocor Hingga Rp300 Triliun
Pemprov Jambi Dukung Rakorda Sensus Pertanian 2023 Demi Rancang Masa Depan Indonesia yang Berdaulat
DPRD Kota Jambi Ingatkan Studi Tiru Kepsek ke Luar Negeri Jangan Terjadi Lagi
PDIP Pecat Akmaluddin Dari Keanggotaan Partai, Langsung Diusulkan PAW Dari Posisi Anggota DPRD Jambi
Jalan Teluk Nilau-Senyerang Mulus, Warga: Terimakasih Pak Haris
2,7 Juta Surat Suara untuk Pilgub Tiba di Jambi, Langsung Didistribusikan ke Kabupaten/Kota
Viral Video Oknum Jaksa Saweran, Kejagung Perintahkan Kejati Sumsel Usut