IMCNews.ID, Jambi - Kota Jambi kembali diguyur hujan pada, Minggu (23/2/2025) hingga menyebabkan sejumlah daerah terdampak banjir.
Setidaknya ada 19 titik banjir di Kota Jambi pada Minggu kemarin. Selain itu juga ada beberapa daerah mengalami genangan cukup parah.
Banjir ini tak hanya merendam permukiman warga, namun juga merendam sekolah, hingga fasilitas umum seperti Lapas dan kawasan SPBU.
Sejumlah titik yang terendam banjir itu di antaranya menurut Perkumpulan Hijau adalah Aster Biru, Lingkar Selatan. Kemudian RT 56, Lingkar Selatan, RT 22 Kelurahan Telanaipura, RT 14 Paal V Kota Jambi, Perumahan Bumi Paal Merah Indah dan RT 36 Kelurahan Kenali Besar (Jalan Penerangan).
Selanjutnya RT 08 Kelurahan Simpang III Sipin, Perumahan Namura, RT 32 Kelurahan Simpang IV Sipin, SD 113 Kelurahan Simpang IV Sipin, Lapas Kota Jambi hingga depan SPBU Kuburan Cina.
Lalu ada perumahan Kembar Lestari, RT 19 Suka Karya, RT 15 Kelurahan Aur Kenali (Perumnas Aur Duri), RT 03 Kelurahan Kenali Asam, Perum bougenvill lestari RT 25, Depan Kantor BPK dan sekitaran JBC Simpang Mayang.
Direktur Perkumpulan Hijau (PH) Jambi, Feri Irawan melihat banjir yang terjadi di Kota Jambi kian parah.
Masalah utama banjir di Kota Jambi menurut dia adalah akibat persoalan tata ruang yang masih mengakomodasi pembangunan skala besar di wilayah resapan air.
Selain itu juga faktor salah urus penataan anak Sungai Batanghari (DAS terbesar Jambi) dan perubahan jalur DAS oleh pihak-pihak terkait dengan dalih kepentingan pembangunan. Kemudian tidak adanya kolam retensi yang di buat.
"Sementara pada sisi yang lain, pemenuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Jambi yang masih kurang sampai dengan angka 15 persen. Akibatnya banjir semakin meluas yang meningkatkan kerentanan hidup warga semakin tinggi,” ungkap Feri.
Feri mendorong Walikota dan Wakil Walikota, Maulana - Diza untuk mengatasi masalah banjir, sebagai wujud pemenuhan janji politik Jambi menjadi Kota Bahagia.
“Ini adalah PR yang harus diselesaikan untuk Walikota", Ungkap Feri.
Bukan hanya di Kota Jambi, Feri menilai setiap tahunnya, mulai dari hulu sampai hilir Provinsi Jambi merasakan dampak dari bencana tersebut.
Banjir di Provinsi Jambi bukan hanya disebabkan faktor alam, melainkan perpaduan antara dampak perubahan iklim, salah urus penataan ruang, mega infrastruktur, dan ekonomi politik penguasaan ruang.
"Dari keseluruhan faktor dampak bencana tersebut, Perkumpulan Hijau mendefinisikan kondisi bencana yang melanda Provinsi Jambi hari ini sebagai bencana ekologis yang diakibatkan oleh salahnya tata pembangunan yang dikelola oleh pemerintah sehingga berimbas pada bencana,” ujar Feri. (*)
Dedi-Dayat Ditetapkan Sebagai Bupati-Wakil Bupati Bungo Terpilih: Kami Minta Dukungannya
Empat Pemain Tambang Minyak Ilegal di Batanghari Diburu Polisi, Ini Identitasnya
Kecelakaan Kapal di Perairan Kualatungkal, Satu Korban Hilang Ditemukan Tak Bernyawa
Awas! Produk Berlabel Halal yang Ternyata Mengandung Babi Ditemukan di Palembang
Tabligh Akbar dan Halal Bihalal, Gubernur Al Haris Berpesan ke ASN: Bekerjalah Dengan Ikhlas
Dihantam Ombak, Kapal Pengangkut Ratusan Ton Kelapa Karam di Perairan Tanjabtim