Ketua Kadin Jambi Usman Sulaiman Hadiri Indonesia-Turkiye Business Forum

Selasa, 11 Februari 2025 - 14:19:38 WIB

Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya N Bakrie beserta jajaran pengurus Kadin lainnya berfoto bersama Duta Besar Indonesia untuk Türkiye, Achmad Rizal Purnama dan Board Member Karpowership/Dewan Hubungan Ekonomi Luar Negeri Turkiye (DEIK), Dogan Karadinez seusai audiensi di Jakarta, Sabtu (8/2/2025). Foto: Ist
Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya N Bakrie beserta jajaran pengurus Kadin lainnya berfoto bersama Duta Besar Indonesia untuk Türkiye, Achmad Rizal Purnama dan Board Member Karpowership/Dewan Hubungan Ekonomi Luar Negeri Turkiye (DEIK), Dogan Karadinez seusai audiensi di Jakarta, Sabtu (8/2/2025). Foto: Ist

IMCNews.id- Kadin Indonesia siap membantu pemerintah memperkuat hubungan bilateral bidang ekonomi dengan Turkiye. Pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan pekan depan akan menjadi babak baru kemitraan strategis kedua negara tanggal 11-12 Februari 2025 ke Indonesia.

Dalam rangka kunjungan Presiden Prabowo tersebut, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bekerja sama dengan The Foreign Economic Relations Board of Turkey (DEIK) akan menyelenggarakan Indonesia - Turkiye Business Forum. 

Ketua Kadin Jambi Usman Sulaiman ikut diundang dalam acara yanh akan digelar pada Rabu besok, 12 Februari 2025. " Ya saya sudah menerima undangan menghadiri Indonesia - Turkiye Business Forum. Acara digelar di Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan JI. DR. Ide Anak Agung Gde Agung Kav.E.1.1 no.1 Mega Kuningan, Jakarta," kata Usman.

Acara Indonesia-Turkiye Business Forum: 75 Years Partnership for People and the New World akan dihadiri oleh sekitar 200 pejabat pemerintah serta sejumlah CEO Indonesia dan Turki. Sejumlah hal yang akan difokuskan dalam acara ini terbagi dalam lima sektor utama antara lain energi, pertahanan, manufaktur, infrakstruktur dan kesehatan. 

Ketua  Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie mengatakan, potensi kerja sama antara Indonesia dan Turki sangat besar, mengingat kedua negara merupakan anggota G20 dan pemimpin negara-negara Global South. Apalagi Indonesia dan Turkiye memiliki ikatan sangat kuat yang  telah terjalin selama 75 tahun.

Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia dan bertemu Presiden Prabowo Subianto di Jakarta pada Rabu (12/2/2025) pekan depan.

“Kami melihat banyak sekali kerja sama yang bisa dilakukan di berbagai sektor strategis, seperti manufaktur, kesehatan, energi, dan pertahanan. Hubungan antara Indonesia dan Turkiye luar biasa, potensi kerja sama ke depan juga luar biasa,” kata Anindya.

Anindya Bakrie mengungkapkan hal itu dalam pertemuan bersama Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Turkiye, Achmad Rizal Purnama dan Board Member Karpowership/Dewan Hubungan Ekonomi Luar Negeri Turkiye (DEIK), Dogan Karadinez  di Jakarta.

Sementara itu, Dubes Indonesia untuk Turkiye, Achmad Rizal Purnama menjelaskan, kunjungan Presiden Erdogan akan menjadi momentum penting untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan geopolitik kedua negara.

Dubes Rizal juga menyerahkan pin peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Turki kepada Anin sebagai simbol eratnya hubungan kedua negara.

“Ini adalah momen penting karena kita juga harus melihat ke depan, bagaimana hubungan Indonesia dan Turkiye pada 2050,” tegas Rizal.

Dia menambahkan, Indonesia pada 20250 diprediksi menjadi ekonomi terbesar ke-4 di dunia, sedangkan Turkiye berada di peringkat ke-10. Hal ini menjadikan kedua negara sebagai pemain utama dalam ekonomi global, yang perlu dipersiapkan melalui kerja sama strategis lebih erat mulai sekarang.

Salah satu fokus utama hubungan ekonomi Indonesia-Turkiye  adalah penguatan investasi dan perdagangan di sektor industri pertahanan. Sektor energi terbarukan juga masuk agenda utama, mengingat kedua negara memiliki target mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2050.

Di sektor manufaktur dan kesehatan, Turkiye dikenal memiliki industri farmasi yang maju, sehingga ada peluang investasi dalam produksi obat dan alat kesehatan di Indonesia. Ini akan memperkuat ketahanan industri medis dalam negeri serta mengurangi ketergantungan impor.

Dubes Rizal menekankan, kolaborasi RI-Turkiye tidak hanya menguntungkan kedua negara, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia dan Turkiye sebagai pemimpin ekonomi di Global South, memperkuat stabilitas kawasan, serta membuka peluang baru bagi pelaku usaha dan industri di kedua negara.***

 



BERITA BERIKUTNYA