Banjir Sudah Merendam 9 Kabupaten dan Kota

Minggu, 14 Januari 2024 - 20:54:28 WIB

Banjir Sudah Merendam 9 Kabupaten dan Kota Sudah
Banjir Sudah Merendam 9 Kabupaten dan Kota Sudah

 IMCNesw.id, JAMBI- Bencana banjir di Provinsi Jambi terus meluas. Dalam dua pekan ini banjir tak kunjung surut karena tingginya intensitas hujan. Tercatat sudah 9 kabupaten dan Kota yang sudah terendam. Yakni Kabupaten Kerinci, Kota Sungai Penuh, Tebo, Bungo, Merangin, Sarolangun, Batang Hari, Muaro Jambi, dan Kota Jambi.

Di Kerinci, banjir yang sudah terjadi selama dua pekan belum juga surut. Debit air Danau Kerinci terus mengalami peningkatan. Bahkan, jumlah rumah warga yang terendam di wilayah Danau Kerinci dalam beberapa hari ini terus bertambah.

Dari data terbaru yang diperoleh Jambi One, jumlah desa yang terendam banjir di wilayah Danau Kerinci, yakni, Koto Tuo Ujung Pasir, Ujung Pasir, Koto Petai. Lalu di Kecamatan Tanah Cogok Desa Tanjung Tanah, Dusun Baru dan Simpang Empat Tanjung Tanah. Kemudian, beberapa di Desa Pulau Tengah, salah satunya Desa Koto Dian.

Sedangkan akses jalan di Keliling Danau Kerinci juga sudah terendam. Diantaranya jalan Lempur Danau-Semerap, Pulau Tengah - Telago Pulau Tengah, Keluru- Jujun, dan Pendung Talang Genting-Sanggarang Agung.

Di Kota Sungai Penuh, banjir juga masih merendam sejumlah wilayah di bantaran Sungai Batang Merao. Selain pemkiman warga, banjir juga masih merendam sejumlah akses jalan utama di derah tersebut.

Selain banjir, di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh sering pula terjadi longsor. Kondisi tanah longsor ini tentunya dampak dari hujan deras yang terus mengguyur daerah itu.

Kemudian, daerah yang tak kalah parahnya direndam banjir adalah Sarolangun. Saat ini, BPBD bersama TNI/Polri terus melakukan upaya evakuasi kepada warga setelah terendam oleh banjir bandang yang menerjang daerah itu, Sabtu (13/1/2024).

Akibat banjir bandang yang terjadi di Sarolangun tersebut, 4 jembatan penghubung dilaporkan putus. " Karena banjir ini naiknya secara tiba-tiba, maka jembatan gantung yang menjadi akses warga terputus karena tak kuat menahan derasnya air," kata Kepala BPBD Sarolangun Jambi, Solahudin Nopri, Sabtu (13/1/2024).

Intensitas hujan tinggi di daerah Sarolangun Jambi ini juga membuat debit air Sungai Batang Limun, Sungai Batang Tembesi dan Sungai Batang Asai meluap. Luapan air sungai itu juga membuat 700 rumah warga juga terdampak banjir.

"Banjir yang terjadi itu tidak secara keseluruhan. Banjir hanya merendam pemukiman yang berdekatan dengan aliran sungai saja. Ada empat kecamatan dengan ketinggian yang relatif berbeda,"katanya.

Menurut Solahudin, pihak BPBD Sarolangun masih mendata secara keseluruhan total jiwa yang terdampak bencana banjir bandang itu. Apalagi banjir ini terjadi secara tiba-tiba.

"Kita sekarang masih mencari data pastinya dulu ya ada berapa jiwa yang terdampak. Karena ini banjir bandang ya, bisa kemungkinan air cepat surut karena terbawa arus bisa juga masih bertahan jika intensitas hujan masih tinggi," ungkapnya.

Sejauh ini, pihak BPBD Sarolangun juga mengutamakan evakuasi warga baik dari lansia, ibu hamil, balita serta orang yang dalam kondisi sakit. Hal itu bertujuan bentuk penyelamatan utama bagi kelompok warga yang rentan terhadap bencana banjir.

"Karena fokus kami saat ini penyelamatan atau evakuasi dulu, jadi itu dulu fokus kami, lalu baru bisa mendata pasti total jiwa yang diungsikan maupun terdampak. Intinya kami fokus evakuasi warga-warga yang jadi prioritas dulu," katanya.

Kepala Dinas PUPR Kabupaten Sarolangun Arief Hamdani mengatakan, empat jembatan gantung yang putus tidak bisa dilewati oleh masyarakat. Jembatan itu rusak parah dan harus secepatnya diperbaiki, karena menjadi penghubung antar desa.

"Empat jembatan gantung yang putus ini itu ada di kawasan Raden Anom, Kecamatan Batang Asai, Teluk Kecimbung, Kecamatan Batin VIII, Pulau Aro Kecamatan Pelawan, dan Pulau Malako," katanya.

Pj Bupati Sarolangun Jambi Bachril Bakri telah melakukan peninjauan ke warga. Pihak pemkab juga sudah menyalurkan bantuan berupa bahan pangan dan tenda pengungsian buat warga terdampak.

Menurut dia, daerah yang terendam banjir itu ada di Kecamatan Batin VIII Desa Teluk Kecimbung. Lalu Kecamatan Sarolangun di Desa Baru, Kecamatan Limun dan Kecamatan Cermin Nan Gedang. Semuanya itu baru perkirakan kita keseluruhan yang terdampak banjir lebih 700 rumah warga," katanya.

Bachril juga memastikan bahwa ketinggian banjir bervariasi. Yang paling dalam mencapai ketinggian 2,5 meter di daerah Desa Baru Kecamatan Sarolangun. "Tidak ada korban jiwa dalam bencana banjir ini, namun yang ada korban rumah lantaran peralatan rumah yang rusak," katanya.

Lalu, dari Bungo dilaporkan, banjir susulan terjadi di Kota Lintas tersebut. Tingginya debit air di Sungai Batang Bungo dan Batang Tebo membuat air meluap ke pemukiman rumah warga, Sabtu (13/01/2024).

Sebanyak 66 ribu jiwa terpaksa mengungsi ke dataran lebih tinggi maupun ke rumah kerabat. Banjir kali ini lebih besar lagi di bandingkan yang terjadi akhir Desember 2023.

Dari pantauan Jambi One di lapangan, ketinggian air di sejumlah titik kali ini lebih dalam, bisa melampaui tinggi orang dewasa. Air juga meluap dan merendam jalan.

Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bungo, tercatat 15.868 rumah dan kepala keluarga, serta 66,144 jiwa terdampak. Banjir kali ini merendam 70 desa di 14 kecamatan di kabupaten Bungo.

Bupati Bungo H Mashuri melalui Plt Kepala BPBD dan Kesbangpol, Zainadi mengatakan pihaknya sudah melakukan rapat antara Forkopimda maupun pihak lainya untuk meningkatkan status tanggap darurat selama 14 hari  dan membuka dapur umum di lokasi kebanjiran.

Dia menghimbau warga yang tinggal di tepi atau bantara sungai untuk berhati hati. Memantau anak anak agar tidak berenang ke sungai yang lebih dalam, karena sangat berbahaya.

" Saat ini debit air sungai sangat dalam dan deras. Sangat berbahaya, bisa hanyut. Kami  berdoa semoga air cepat surut dan warga bisa beraktivitas seperti biasa," kata Zainadi.

Sementara itu, banjir juga merendam 6 kecamatan di Kabupaten Batanghari akibat luapan sungai. "Ada 6 kecamatan yang terendam banjir di sana berdasarkan data BPBD Jambi per tanggal 9 Januari 2024," kata Sekda Provinsi Jambi, Sudirman.

Berdasarkan data BPBD Jambi, banjir di daerah itu kini telah merendam 11.774 rumah warga. Tentunya banjir besar itu juga membuat 17.293 jiwa terdampak dengan jumlah 41 desa.

Dari 6 kecamatan yang terendam itu, Kecamatan Maro Sebo Ulu jumlah rumah yang terendam sebanyak 4.763 unit, lalu Kecamatan Mersam 2.925 unit, Kecamatan Muaro Tembesi 2.024 unit, Kecamatan Maro Sebo Ilir dengan jumlah 313 unit rumah terendam, Kecamatan Muaro Bulian dengan jumlah 573 unit rumah serta Kecamatan Pemayung dengan jumlah rumah 1.176 unit.

"Intensitas hujan tinggi yang masih terus mengguyur Jambi tentunya sudah membuat kondisi sungai Batanghari Jambi semakin meluap dan berdampak beberapa daerah terendam banjir," kata Sudirman.

Berikutnya dari Muaro Jambi dilaporkan, berdasarkan data dari BPBD setempat,  per 12 Januari 2024 sekitar 39 desa dan kelurahan di Muaro Jambi dilaporkan mengalami banjir akibat meluapnya Sungai Batanghari.

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Muaro Jambi, Anari Hasiholan Sitorus, menjelaskan, desa-desa yang terdampak banjir tersebar di beberapa kecamatan, yakni Kumpeh, Taman Rajo, Maro Sebo, Kumpeh Ulu, Sekernan, dan Jambi Luar Kota (Jaluko).

"Hingga saat ini, sekitar 39 desa dan kelurahan dilaporkan terdampak banjir, dengan air yang telah menggenangi akses jalan desa dan pekarangan rumah warga," ungkap Anari Hasiholan Sitorus.

Dari puluhan desa yang terkena dampak banjir, ratusan rumah warga sudah terendam, mengakibatkan ribuan masyarakat di beberapa kecamatan terdampak banjir. "Data ini masih bersifat tentatif dan dapat berubah. Dari 39 desa dan kelurahan yang terdampak banjir, ada sekitar 358 rumah yang sudah terendam dan sekitar 1.785 kepala keluarga (KK) terdampak," katanya.

Di Kota Jambi, Penjabat (Pj) Wali Kota Jambi, Sri Purwaningsih mencatat di wilayahnya terdapat 6 kecamatan yang mengalami bencana banjir. Rata-rata dengan ketinggian air hingga 50 cm yang disebabkan debit Sungai Batanghari naik. Enam kecamatan itu, meliputi Kecamatan Telanaipura, Pelayangan, Danau Teluk, Pasar, Jambi Timur, dan Danau Sipin.

Menurut Sri, banjir yang merendam Kota Jambi merupakan kirim dari daerah hulu yang sudah lebih dulu kebanjiran. Seperti di Kabupaten Kerinci, Sarolangun, Tebo dan beberapa daerah lainya.

‘’Di mana air yang berada di daerah bagian hulu tersebut akan masuk ke Sungai Batanghari. Kota Jambi yang juga dilewati aliran Sungai Batanghari berada di bagian hilir. "Kondisi ini tentu berdampak ke Kota Jambi. Saat ini kondisi Kota Jambi masih berada pada status siaga dua. Kita berharap air bisa surut dan kita kembali ke siaga 3," katanya, Minggu (14/1/2024)

Kadis Damkartan Kota Jambi, Mustari mengatakan ketinggian air Sungia Batanghari terus mengalami kenaikan setiap harinya. "Hari ini sudah berada di ketinggian 14,70 meter, naik dari kemarin yang berada di ketinggian 14,68," katanya.

Mustari mengingatkan untuk memperhatikan kelistrikan karena ini sangat berbahaya sekali. "Selain itu, tolong juga memperhatikan lansia, balita, ibu hamil dan penyandang disabilitas," katanya.(*)

 



BERITA BERIKUTNYA