Pertamina Bongkar Sederet Modus Curang Beli Solar Subsidi di SPBU

Kamis, 14 Desember 2023 - 19:04:30 WIB

Antrean kendaraan mengisi solar di SPBU. Pertaminia membongkar modus curang isi BBM di SPBU
Antrean kendaraan mengisi solar di SPBU. Pertaminia membongkar modus curang isi BBM di SPBU

IMCNews.id- PT Pertamina Patra Niaga membongkar sedert modus curang pembelian Pertalite dan Solar subsidi di SPBU di sejumlah daerah, termasuk Jambi. Jenis modusnya beragam mulai dari mode pemalsuan dokumen, illegal unloading, bahkan ada yang dinamai dengan mode helikopter.  

Dari sejumlah modus tersebut, beberapa diantaranya ditemukan terjadi di Jambi. Pemalsuan dokumen dan mode helikopter misalnya, modus ini juga dijalankan para oknum atau sindikat pelangsir solar subsidi dengan cara curang.

Indikasi terungkap dalam sebuah unggahan di media sosial yang sempat viral baru baru ini. Dalam unggahan itu, mobil dengan plat nomor BH 1082 NO dipakai mobil dengan tipe L300 antrea mengisi solar subdisi di SPBU Beringin. Namun setelah di cek melalui laman https://jambisamsat.net/infopkb.php, ternyata data kendaraan dengan BH 1082 NO merupakan kendaraan dengan model/tipe Pajero Sport.

Unggahan itu mendapat sorotan para netizen yang mempertanyakan fungsi barcode yang dipakai untuk mengisi BBM subsidi. Dilansir JambiOne.com dari akun instagram @cicitvjambi ditulis

"Mobil langsir min Pakai plat no kendaraan palsu, sehrus nya pihak SPBU hrus lebih telitih lagi, cek STNK sesuai gak sma mobil nya, kmi saroh nean min ngantri minyak dak bisa berangkat lintas min, Lokasi SPBU beringin !!" tulis akun tersebut.

Bukan hanya satu kendaraan saja, mobil lain juga ada yang terpantau menggunakan plat palsu untuk mengisi BBM jenis solar di SPBU tersebut. Yaitu BH 1901 BE. Dalam keterangan pada laman samsat,  kendaraan tersebut memiliki merk Mitsubishi, tipe Pajero Sport.  Sementara kendaraan yang digunakan untuk mengisi BBM di pom Beringin adalah jenis Isuzu Panther.

Modus ini ternyata sudah terpantau oleh Pertamina Patra Niaga. Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan mengatakan, pada modus mode helikopter, pelaku melakukan pengisian BBM subsidi berulang kali menggunakan kendaraan yang sama atau dalam jumlah yang besar sekaligus.

Modus mode helikopter umumnya dilakukan menggunakan truk, mobil pribadi, motor pribadi, truk tronton dan bus pariwisata. Sementara penyelewengan BBM subsidi dengan bus pariwisata merupakan modus terbaru.

"Saat ini yang merupakan satu modus terbaru adalah dengan menggunakan bus pariwisata," ujar Riva dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, (21/11/23) lalu dikutip dari Kompas.com. 

Pada mode helikopter, pelaku biasanya memodifikasi tangki kendaraannya hingga berukuran cukup besar agar bisa menampung lebih banyak BBM subsidi. Pada kendaraan jenis motor, umumnya dimodifikasi untuk mampu mengangkut banyak jeriken yang berisikan BBM subsidi secara sekaligus.

Modus lain dari mode helikopter yakni pelaku menggandakan QR Code pembelian BBM subsidi dan pelat nomor kendaraan. Modus ini umumnya dilakukan dengan memanfaatkan kendaraan truk, mobil pribadi, serta bus pariwisata atau tronton.

"Pengisian yang dilakukan berulang-ulang dengan menggunakan kendaraan yang sama tapi menggunakan pelat nomor dan juga QR code yang berbeda," ungkapnya. "Jadi memang ada pemalsuan atau penggandaan yang dilakukan," ungkap Riva.

Menurut Riva Siahaan, modus dengan mode helikopter ini pun memiliki indikasi yang kuat pelaku bekerja sama dengan oknum operator SPBU. Lantaran, kendaraan jadi mengisi BBM subsidi dengan waktu yang cukup lama dan sering bolak-balik ke SPBU, di mana seharusnya petugas SPBU mengetahui keanehan tersebut.

Kemudian pada jenis modus illegal unloading, yang dilakukan dengan memanfaatkan truk tangki BBM Pertamina. Modusnya dengan truk tangki Pertamina berhenti tidak pada lokasi yang ditentukan atau bukan di SPBU, di mana truk itu sedang menurunkan BBM subsidi secara ilegal.

Pada modus ilegal unloading ini juga ada indikasi kuat pelaku bekerja sama dengan oknum pengawas SPBU dan oknum internal perusahaan Pertamina.

Selanjutnya, pada modus dengan mode pemalsuan dokumen, umumnya dilakukan oleh oknum nelayan yang bekerja sama dengan oknum pemerintah desa. Modus ini juga memiliki indikasi kuat pelaku bekerja sama dengan oknum operator SPBU/SPBN.

Kecurangan ini dilakukan dengan pemalsuan dokumen pemerintah, sehingga oknum nelayan bisa melakukan pembelian BBM Subsidi dengan menggunakan surat keterangan palsu atau tidak menggunakan surat keterangan. Selain itu, oknum nelayan tersebut juga jadi bisa melakukan pembelian BBM subsidi menggunakan jeriken dengan kuantitas yang banyak.

Riva mengatakan, Pertamina terus meningkatkan pengawasan penyaluran solar dan Pertalite seiring dengan beragamnya modus penyelewengan BBM subsidi. Pengawasan ini pun dilakukan dengan melibatkan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) serta aparat penegak hukum (APH).

Setidaknya sudah lebih dari 400 SPBU yang diberikan sanksi penyetopan suplai solar dengan denda administrasi sebesar Rp 14,8 miliar oleh Pertamina. Selain itu, penindakan hukum pada kasus penyelewengan BBM subsidi juga membuat 430 orang telah ditetapkan menjadi tersangka.

"Jadi ini yang memang kami lakukan pengawasan dan juga penindakan bersama-sama dengan BPH Migas dan juga aparat penegak hukum," pungkas dia.

Lalu bagaimana dengan temuain di Jambi? Kabarnya sampai saat ini belum ada tindakan terhadap pemilik kendaraan dan pihak SPBU terkait temuan praktik curang langsir solar Subsidi di SPBU Beringin beberapa waktu lalu.

Kabid Humas Polda Jambi Kombes Pol Mulia Prianto dikonfirmasi mengatakan masih menunggu informasi dari pihak Reskrim dan Polresta Jambi.

            Informasi yang diperoleh jambione.com, praktek curang melangsir BBM subsidi ini sudah berlangsung cukup lama. Pihak SPBU diduga sudah mentahui modus para pelangsir ini. Namun, sampai saat ini belum ada tindakan dari pertamina maupun pihak berwajib.

            Sumber jambione.com yang mengetahui permainan ini mengatakan, selain menggunakan plat palsu, para pelangsir solar subsidi ini juga menggunakan mobil mobil mewah, seperti Pajero Sport dan Fortuner.

‘’ Pikir saja, masak mobil Fortuner atau Pajero Sport mau antri berjam jam ngisi solar. Kalau bukan melangsir, pasti pemiliknya akan memilih ngisi dexlite. Kan sayang mobilnya kalau ngisi bio solar atau solar subsidi,’’ kata sumber yang minta namanya tidak ditulis.

            Menurut dia, banyaknya praktik curang melangsir BBM subsidi di SPBU ini menjadi salah satu penyebab habisnya kuota solar subsidi di Jambi. Ironisnya lagi, lanjut sumber ini, praktik curang ini biasanya dikoordinir oleh seseorang atau kelompok yang dibekingi oknum aparat kemanan.

 

‘’ Cobo tengok, lah jelas jelas kemaren tu viral di media sosial ado mobil L 300 pakek plat Pajero Sport ngisi solar subsidi. Ini jelas praktik curang melangsir solar subisi. Tapi belum terdengar ado tindakan. Cubo cek, polisi bertindak dak. Misalnyo mengamankan mobil itu,’’ katanya.

Kalau benar benar mau bertindak, menurut dia, dari nomor plat kendaraannya sangat mudah melacak identitas pemiliknya. ‘’ Seharusnya yang begini ditindak tegas. Termasuk pihak SPBU nya,’’ pungkasnya.

Praktik curang inilah diduga kuat menjadi salah satu penyebab habisnya kuota solar subsidi di Jambi. Sebelumnya, pihak Pertamina menyatakan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) solar subsidi sudah habis sejak November. Bahkan, realisasi pendistribusian BBM jenis solar per November lalu sudah over 7 persen dari kuota 83 ribu KL yang ditetapkan BPH (Badan Pengatur Hilir) Migas.

Kondisi ini disampaikan Sales Branch Manager (SBM) Pertamina Jambi, Ainul Habibi dalam Rapat dengar pendapat (RDP) di ruang rapat Komisi II DPRD Kota Jambi, Kamis (7/12/2023).    

Menurut Ainul, mulai 15 Desember 2023, seharusnya pendistribusian BBM jenis solar bersubsidi hanya difokuskan kepada kendaraan penumpang.

"Terkait kondisi itu, sebagai antisipasi kami memastikan kondisi stok tersedia di seluruh SPBU. Kami juga sudah koordinasi, lakukan pengaturan antrean, jangan sampai menutup konsumen selain bio solar," terangnya.

 SBM Pertamina lainnya, Didi menambahkan, dalam penanganan penyaluran BBM bersubsidi pihaknya juga sudah bekerjasama dengan kepolisian. "Sudah ada 2.100 nopol lebih yang diblokir. Ini (antrean, red) juga disebabkan karena demand yang memang naik jelang momen-momen hari besar,"katanya.(*)

 

 

 

 



BERITA BERIKUTNYA