Hasil Penelusuran Kominfo Terkait Kebocoran Data Pemilih KPU

Selasa, 05 Desember 2023 - 09:11:39 WIB

IMCNews.ID, Jakarta - Kebocoran data pemilih di Komisi Pemilihan Umum (KPU) akibat diretas hacker yang menamakan diri "Jimbo" menghebohkan belum lama ini. Kebocoran data ini menjadi sorotan dan perhatian banyak pihak.

Penelusuran kemudian dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Hasilnya, ditemukan kemiripan antara data yang disebarkan penjahat siber Jimbo di BreachForums dengan data Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 di website KPU.

"Kominfo melakukan penelusuran tentang dugaan kebocoran data tersebut. Dan memang sementara kita menemukan ada kemiripan data yang beredar di ruang publik yang ditawarkan oleh akun anonim bernama Jimbo itu dengan data yang ada di website KPU," ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Dirjen IKP) Kominfo, Usman Kansong, Senin (4/12/2023) kemarin.

Menurutnya, Kementrian Kominfo telah menyurati KPU secara elektronik untuk meminta penjelasan soal kebocoran data tersebut. Langkah yang dilakukan Kominfo ini sesuai dengan yang diatur dalam Undang-undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP).

Namun dia belum bisa memastikan apakah klarifikasi telah diberikan oleh KPU atau belum. Sementara itu, Menkominfo Budi Arie Setiadi, lewat siaran persnya, mengungkap motif di balik pembocoran data diduga DPT Pemilu 2024. Menurutnya pembocoran data itu tidak terkait politik, tapi ekonomi.

"Kami ingin meyakinkan kalau ini tidak ada motif politik. Ini motif bisnis, motifnya ekonomi dengan pengertian jualan data," ungkapnya.

Kendati begitu, Kominfo masih berkoordinasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN),Polri, hingga Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri.

"Sehingga Kominfo belum dapat menyimpulkan sebelum adanya laporan dari lembaga terkait," katanya.

Sebelumnya, akun anonim di BreachForums Jimbo membocorkan ratusan juta data yang diklaimnya berasal dari situs KPU. Pakar menduga hal itu memungkinkan lewat pencurian kredensial admin pengelola data pemilih, seperti teknik phishing. (*)

Sumber: CNN Indonesia


BERITA BERIKUTNYA