Cerita Mencekam Dokter RS Al Shifa di Gaza yang Diserbu Pasukan Israel

Jumat, 17 November 2023 - 10:36:41 WIB

IMCNews.ID - Kejadian mencekam dialami tenaga kesehatan yang bertugas termasuk pasien dan pengungsi di rumah sakit Al Shifa di Gaza saat diserbu pasukan Israel. Mereka 

Dr Ahmed El Mokhallalati, seorang ahli bedah kelahiran Irlandia itu mengaku suara ledakan yang sering didengar sebulan terakhir meningkat Selasa malam lalu.

“Suaranya sungguh mengerikan,” katanya melalui sambungan telepon.

Dia mengatakan, tank-tank Israel bergerak di sekitar rumah sakit. Salah satu tank besar masuk ke dalam rumah sakit dari gerbang utama timur.

"Mereka baru saja diparkir di depan unit gawat darurat rumah sakit," lanjutnya.

Israel mengatakan militer melancarkan serangan itu karena Hamas memiliki pusat komando di bawah rumah sakit dan menggunakan terowongan yang terhubung untuk menyandera.

"Kami tahu ini adalah kebohongan besar,” ungkap Mokhallalati.

Sampai akhirnya, pasukan Israel itu memasuki kompleks rumah sakit. Mereka ketakutan terhadap bombardemen Israel dari luar rumah sakit sangat besar.

"Semua jenis senjata digunakan di sekitar rumah sakit. Mereka menargetkan rumah sakit secara langsung. Kami berusaha menghindari berada di dekat jendela," papar dia, serta menggambarkan lubang besar yang menembus dinding sebuah ruangan di gedung rawat jalan.

"Semua orang benar-benar ketakutan," tutur dia. 

Suara ledakan terdengar saat dia berbicara. “Itu adalah penembakan terus menerus dari tank,” katanya.

Mokhallalati mengatakan Israel telah memperingatkan pemerintah sebelum serangan itu, tetapi stafnya tidak tahu bagaimana serangan itu akan dilakukan.

Ketika dihubungi beberapa saat kemudian, dia mengatakan pasukan Israel bergerak di antara gedung rumah sakit, yang benar-benar dalam keadaan sunyi senyap.

“Tidak ada yang melakukan operasi, tidak ada yang melihat siapa pun. Kami semua menunggu titik akhir dari kejadian ini, apakah kami akan bertahan saat ini atau tidak. Kami tidak dapat melakukan apa pun, kami semua menunggu hingga serangan selesai atau berakhir," ucapnya.

Nasib Al Shifa, rumah sakit terbesar di Gaza, telah menjadi fokus kekhawatiran internasional karena kondisi yang semakin buruk karena persediaan bahan bakar, obat-obatan, makanan dan air semakin berkurang.

Orang-orang mulai menggali kuburan massal di dalam kompleks pada Selasa untuk menguburkan sekitar 100 jenazah pasien yang membusuk. Tiga bayi baru lahir meninggal setelah harus dipindahkan dari inkubator ke tempat tidur biasa.

Dia mengatakan tidak satu pun dari 36 bayi baru lahir lainnya yang meninggal dalam 24 jam terakhir. Tetapi terdapat sejumlah pasien dalam perawatan intensif yang meninggal.

“Kami kehilangan banyak sekali, semakin banyak pasien ICU, hampir lima orang setiap hari, karena kekurangan oksigen yang sangat penting bagi pasien ini,” ungkapnya. (*)



BERITA BERIKUTNYA