Ledakan Kembali Terjadi di Wilayah Kerja PetroChina, Tiga Pekerja Jadi Korban

Rabu, 11 Januari 2023 - 08:31:09 WIB

Kadis Nakertrans Bahari menjenguk salah satu korban.
Kadis Nakertrans Bahari menjenguk salah satu korban.

IMCNews.ID, Kualatungkal - Belum selesai penyelidikan kasus ledakan pipa gas di Neb#9, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Barat, yang menyebabkan dua orang meninggal, 18 Desember 2022 lalu, kecelekaan kerja kembali terjadi di wilayah kerja PT PetroChina International Jabung Ltd. 

Kecelakaan kerja itu terjadi di Betara, Senin (9/1/2023) malam. Kali ini ledakan terjadi di Rig Bohai-85, area sumur WB-D7 di Tanjung Jabung Barat, yang dioperasikan Perusahaan Jasa Pengeboran (Drilling Service Companies).

Informasinya, ledakan terjadi dari tangki minyak gas yang diduga mengalami korsleting listrik. 

Kecelakaan tersebut melibatkan tiga pekerja. Dua di antaranya berasal dari perusahaan Bohai Drilling Contractor dan satu berasal dari Great Wall Drilling Contractor. 

Kedua service companies tersebut merupakan kontraktor penyedia Rig Bohai-85 yang tengah melakukan work over program di sumur WB-D7 di Wilayah Kerja Jabung. 

Pihak PetroChina membenarkan adanya kejadian itu. Melalui rilisnya, PetroChina mengatakan, ketiga pekerja yang terluka dalam kecelakaan tersebut telah ditangani di rumah sakit di Jambi. 

Setelah pemeriksaan menyeluruh, satu karyawan diizinkan menjalani rawat jalan dan dua lainnya melanjutkan perawatan secara intensif di rumah sakit.

“Dua pekerja yang masih dirawat saat ini dalam kondisi stabil dan tengah mendapat penanganan lebih lanjut dari tim dokter spesialis. Sebagai informasi, satu orang dirawat untuk luka bakar dan satu orang dirawat untuk patah tulang,” kata Vice President Human Resources and Relations PetroChina, Dencio Renato Boele.

“Saat ini, kami terus berkoordinasi dengan Drilling Service Companies tersebut untuk penanganan pasien serta pembenahan kondisi rig di lokasi. Kami juga telah melaporkan kejadian ini kepada SKK Migas dan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas,” tambah Dencio.

Menurut dia, sampai saat ini kegiatan produksi minyak dan gas di Wilayah Kerja Jabung masih berlangsung normal. Selain itu, proses investigasi di lapangan terus dilakukan.

Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagsel Anggono Mahendrawan juga membenarkan adanya kejadian tersebut. “Kami sudah menerima laporan kecelakaan kerja di Rig Bohai-85 semalam. Tidak ada korban jiwa yang fatal. Namun tiga orang mengalami luka-luka,” katanya. 

Meskipun demikian, lanjut Anggono, SKK Migas minta agar KKKS PetroChina segera mendalami kejadian ini dan bersinergi dengan pemangku kepentingan di daerah sesuai tupoksi masing-masing yang memperhatikan koridor peraturan dan perundangan yang berlaku.

Anggono menegaskan, pada prinsipnya SKK Migas selalu menekankan agar KKKS menjalankan kegiatan operasi hulu Migas sesuai dengan SOP yang berlaku termasuk dalam hal menjaga keamanan dan kehandalannya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jambi, Bahari mengatakan pihaknya akan segera berbicara dengan SKK Migas.

Pembicaraan dilakukan terkait kecelakaan kerja beruntun yang terjadi di PT PetroChina International Jabung Ltd. 

Dia telah menugaskan UPTD Wilayah I untuk turun ke lapangan hari ini, Rabu (11/01/2023). 

“Tim akan dipimpin Pak Dody dari UPTD Wilayah I yang wilayah kerjanya meliputi Kota Jambi, Batanghari, Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat,” katanya, Selasa (10/1/2023) malam. 

Menurut Bahari, kejadian beruntun ini akan menjadi salah satu pertimbangan untuk penyusunan rekomendasi. 

Rekomendasi akan dikeluarkan setelah semua proses investigasi selesai dilaksanakan. 

“Maka dari itu kami akan segera berbicara dengan SKK Migas untuk mencari jalan keluarnya,” sambungnya. 

Poin-poin rekomendasi sebenarnya juga sudah mulai disusun. Terutama terkait pada kecelakaan kerja pertama Desember 2022 lalu. 

Namun kecelakaan kerja yang baru terjadi kemarin sedikit banyak akan mengubah rekomendasi yang akan dibuat. 

“Tentu. Ini tentu menjadi catatan kita untuk mengeluarkan rekomendasi. Makanya kita akan bertemu SKK Migas untuk membahasnya,” tegasnya.

Bahari menambahkan, bahwa human error atau teknis yang menjadi penyebab masih akan didalami. Dari dua peristiwa itu terjadi di malam hari. Kuat juga dugaan pemantik percikan api dari kelistrikan.

“Namun itu masih akan terus didalami. Apalagi selama ini kami tahu bagaimana PetroChina selalu mengedepankan keselamatan kerja,” sambungnya. 

Dalam investigasi nanti, tim Disnakertrans juga akan memeriksa tim ahli keselamatan kerja milik perusahaan. 

Bagaimana kinerjanya sehingga dalam waktu berdekatan sampai menimbulkan kecelakaan kerja hingga menelan korban jiwa dan luka. 

“Adakah faktor kelelahan dan kelalaian serta pekerja yang tidak mematuhi SOP yang artinya itu human error. Atau karena faktor teknis,” bebernya.

Sebab, kedua kejadian terjadi malam hari. Dimana membutuhkan penerangan ekstra. Mungkin saja, katanya lagi, jika pekerjaan dilakukan siang hari tentu tidak membutuhkan penerangan tambahan dari listrik. 

“Tapi itu nanti biar didalami oleh tim investigasi,” katanya. (*)



BERITA BERIKUTNYA