Kredit Perbankkan Jambi Triwulan I Capai Rp43, 02 Triliun

Minggu, 20 Juni 2021 - 06:21:51 WIB

IMCNews.ID, Jambi - Penyaluran kredit perbankan di Provinsi Jambi pada triwulan I-2021 mencapai Rp43,02 triliun atau tumbuh 7,40 persen (yoy) dan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 6,06 persen (yoy).

"Posisi kredit yang disalurkan bank pemerintah sebesar Rp33,15 triliun atau tumbuh sebesar 11,86 persen," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Suti Masniari Nasution. 

Ia memaparkan penyaluran kredit perbankan lainnya untuk bank syariah tercatat mencapai Rp3,53 triliun atau tumbuh 7,28 persen, diikuti bank swasta sebesar Rp6,34 triliun atau terkontraksi 10,94 persen.

"Menurut penggunaannya kredit terbesar masih kredit konsumsi, modal kerja, dan kredit investasi," kata Suti.

Ia menjelaskan penyaluran kredit konsumsi dalam periode ini mencapai Rp19,03 triliun, diikuti kredit modal kerja sebesar Rp13,89 triliun dan kredit investasi sebesar Rp10,10 triliun.

Lebih lanjut, ia menyatakan peningkatan tersebut disertai dengan perbaikan kualitas kredit. Rasio kredit bermasalah (NPL) tercatat turun dari 2,55 persen (gross) pada triwulan IV-2020 menjadi 2,21 persen (gross) di triwulan I-2021. Rasio NPL tersebut masih cukup aman dari batas NPL 5 persen.

Penurunan rasio NPL tersebut didorong oleh penurunan NPL di berbagai sektor utama seperti sektor listrik gas dan air, sektor pertambangan, sektor perdagangan serta sektor industri.

Dari spread bunga, terpantau bahwa margin rata-rata tertimbang antara suku bunga kredit dengan suku bunga deposito perbankan kredit yang disalurkan perbankan di Jambi relatif meningkat dari 6 persen menjadi 6,21 persen.

Peningkatan margin bunga tersebut disebabkan penurunan suku bunga kredit yang lebih lambat dibandingkan penurunan suku bunga deposito. Suku bunga rata-rata tertimbang kredit triwulan I-2021 sebesar 9,99 persen menurun dibandingkan triwulan sebelumnya 10,12 persen.

"Berdasarkan pantauan yang dilakukan Bank Indonesia Provinsi Jambi, suku bunga kredit tersebut masih dirasa wajar, namun untuk kredit UMKM masih terlalu tinggi," ujarnya.

Kondisi tersebut menjadi terasa lebih memberatkan bagi UMKM di tengah penurunan permintaan baik domestik maupun global. Pelaku usaha berharap tingkat suku bunga kredit dapat berada di bawah rentang 10 persen sehingga dapat meringankan beban keuangan perusahaan. (IMC01)



BERITA BERIKUTNYA