Pembatasan COVID Dihapus, PM Hongaria: Selamat Tinggal Masker

Sabtu, 22 Mei 2021 - 16:26:42 WIB

Masyarakat menghadiri demonstrasi di Lapangan Pahlawan di Budapest, Hongaria, Minggu (28/2/2021), berupa protes terhadap kebijakan pembatasan terkait virus corona (COVID-19) yang dianggap dapat membuat perekonomian memburuk. (ist)
Masyarakat menghadiri demonstrasi di Lapangan Pahlawan di Budapest, Hongaria, Minggu (28/2/2021), berupa protes terhadap kebijakan pembatasan terkait virus corona (COVID-19) yang dianggap dapat membuat perekonomian memburuk. (ist)

IMCNews.ID, Budapest - Hongaria akan menghapus sebagian besar pembatasan COVID-19 yang tersisa, termasuk jam malam, segera setelah jumlah penerima vaksin mencapai lima juta orang pekan ini, kata Perdana Menteri Viktor Orban pada Jumat (21/5).

Orban mengatakan kepada radio pemerintah bahwa masker tidak akan perlu digunakan lagi di tempat umum, dan pertemuan hingga 500 orang sudah dapat digelar di udara terbuka. Acara-acara di dalam ruangan juga terbuka bagi mereka pemegang sertifikat vaksinasi.

"Ini artinya kita telah menaklukkan gelombang ketiga pandemi," kata Orban.

Ia menambahkan bahwa tiba waktunya untuk mengatakan "selamat tinggal masker" di tempat umum.

Hongaria merupakan satu-satunya negara Uni Eropa yang merestui sekaligus menggunakan vaksin buatan Rusia dan China dalam jumlah besar --sebelum Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) memeriksa atau menyetujuinya.

Kebijakan itu memungkinkan Hongaria mencapai salah satu tingkat vaksinasi tertinggi Uni Eropa, dengan 50 persen dari sekitar 10 juta populasi mereka setidaknya telah disuntik dosis pertama.

Sebagian besar aspek industri jasa sudah kembali beroperasi, seperti hotel, restoran, spa, teater, bioskop, pusat kebugaran, serta tempat olah raga.

Orban kembali menegaskan bahwa pemerintah telah memutuskan untuk memperpanjang penangguhan pembayaran pinjaman COVID sampai akhir Agustus, guna memungkinkan bank dan pemerintah melanjutkan pembicaraan dan menuntaskan rencana mengenai masa depan penangguhan tersebut. (IMC02/Ant)
 

Sumber: Sumber: Reuters


BERITA BERIKUTNYA